
(Lukas 5:1-11)
"... telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau yang menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (ayat 5)
... rahasia Allah di balik kegagalanku...
Pernahkah anda mengalami kegagalan? Apakah kegagalan itu membuat anda kecewa? Atau kegagalan itu justru membuatmu semakin bergantung kepada Tuhan yang kemudian menjadikanmu seperti anak panah yang terus melejit semakin jauh untuk mencapai sasaran?.
Suatu ketika, Tuhan membawa saya pada sebuah pengalaman hidup yang membuat saya 'berkenalan' dengan apa yang disebut kegagalan. Kegagalan bisa merupakan awal dari keberhasilan yang tertunda, namun kegagalan pun bisa membuat seseorang enggan untuk kembali berkarya. Namun dari pengalaman hidup yang Allah izinkan terjadi dalam kehidupan saya, membuat saya kemudian memandang kegagalan itu sebagai bagian dari proses yang sedang Allah kerjakan untuk menciptakan manusia dengan kepribadian yang kuat di dalam Tuhan. Ya! Kemurnian dari kepribadian manusia, akan nampak setelah mengalami kegagalan.
Para nelayan yang ditemui Yesus di pantai danau Genesaret, adalah sekelompok orang yang saat itu sedang mengalami sebuah kegagalan. Kegagalan, yang tentunya mendatangkan kekecewaan, karena hal itu terjadi bukan karena mereka tidak bekerja; di ayat 5 jelaskan "... telah sepanjang malam kami bekerja keras" Hal itu menunjukkan bahwa mereka sudah berusaha dengan sekuat tenaga. Dan tragisnya lagi, kegagalan yang dialami adalah kegagalan dalam bidang yang menjadi keahlian mereka. Bisakah anda membayangkan seseorang yang begitu profesional dalam sebuah bidang pekerjaan, tiba-tiba menemui kegagalan ketika melakukan hal yang sama yang pernah mendatangkan kesuksesan baginya? Atau bisakah anda membayangkan seorang yang dengan sekuat tenaga bekerja dan berusaha, namun kemudian tidak melihat sedikit pun hasil dari apa yang diusahakan? Jika demikian, pantaskah jika orang kristen kecewa kepada Tuhan?

Banyak orang tidak lagi mau menjadi setia kepada Allah ketika mengalami kegagalan dalam hidupnya. Bahkan banyak kali kegagalan dijadikan alasan untuk tidak mau lagi berdoa, tidak mau lagi ke gereja, bahkan tidak sedikit yang akhirnya meninggalkan Allah karena kekecewaan akibat kegagalan dalam kehidupan. Hal ini dialami pula oleh Simon dan rekan-rekannya. Kegagalan dan keletihan karena bekerja keras sepanjang malam, sudah cukup untuk dijadikan alasan bagi sebuah kekecewaan. Sampai Yesus datang dan menyuruh mereka untuk kembali melakukan hal yang sama, yang sudah mereka lakukan 'sepanjang malam'. Ya! Yesus menyuruh mereka melakukannya sekali lagi! Mengapa demikian? Sederhana saja. Karena Yesus ingin mengajar mereka untuk tidak mudah menyerah pada kegagalan. Karena Dia justru akan memakai kegagalan itu untuk memperbaharui kehidupan mereka.
Ada 2 hal yang bisa kita pelajari lewat kegagalan. Pertama, adalah “Melibatkan Allah dalam kehidupan kita.” Keterlibatan Allah dalam kehidupan kita adalah hal yang sangat penting. Dan ketaatan pada perintah-Nyalah yang akan menjadi kunci dari keberhasilan (ayat 4-5) . Keinginan untuk mencapai kesuksesan cenderung membuat manusia terlalu sibuk dengan segala macam cara sehingga mengabaikan keterlibatan Allah. Kegagalan dizinkan terjadi untuk membuat kita sadar bahwa kekuatan dan kehebatan kita memiliki batas sedangkan kuasa Allah sempurna dan tidak terbatas.
Hal yang kedua, adalah prioritas dalam kehidupan orang percaya. Keberhasilan adalah hal yang menjadi harapan semua orang. Namun sisi buruk dari semua keberhasilan adalah ketika seseorang menjadi lupa diri dan mulai terikat dengan keberhasilan. Simon Petrus dan rekan-rekannya berhasil menangkap sejumlah besar ikan (ayat 6-7). Tetapi kemudian mereka memilih untuk mengikut Tuhan didalam keberhasilan mereka. Ayat 11… mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. Ya! mereka meninggalkan sejumlah besar ikan. Bukankah tadinya mereka telah bekerja keras sepanjang malam untuk mendapatkan ikan-ikan itu? Apa yang membuat mereka kemudian lebih tertarik mengikut Yesus dari pada ikan-ikan tersebut? Inilah prioritas dalam kehidupan orang percaya. Kegagalan bisa menjadi alat yang berkuasa di tangan Allah untuk membuat kita tahu menempatkan Allah sebagai yang utama dalam kehidupan kita.
Saudara, jangan kecewa dan berhenti untuk berkarya ketika kegagalan datang. Ayo bangkit! Dan tetaplah percaya kepada Tuhan. Mulailah untuk bertindak sesuai perintah Allah. Akuilah, bahwa terkadang keprofesionalisme dan kekuatan kita tak dapat sepenuhnya diandalkan. Allah memakai kegagalan bukan untuk menghancurkan kita, tetapi lewat kegagalan Dia menciptakan pribadi-pribadi yang kokoh dan siap dipakai untuk melakukan pekerjaan Allah yang dahsyat!
