span.fullpost {display:inline;}

Minggu, 07 Agustus 2011

Berbahagia

Matius 5:1-12)

Setelah melewati pergumulan yang panjang akhirnya Hana istri Elkana bisa tersenyum bahagia. Akhirnya Tuhan mendengar doanya dan memberinya seorang anak laki-laki, Samuel. Hana memuji Tuhan dan berkata hatiku bersukaria karena Tuhan... (I Sam 2:1)

Memang sangatlah mudah untuk merasa bahagia saat kita mendapatkan apa yang kita harapkan. Naik pangkat, terlepas dari masalah, menang undian dan banyak lagi peristiwa-peristiwa yang bisa membuat kita tersenyum bahagia dan berkata seperti Hana “hatiku bersukaria karena Tuhan...”
Tetapi bagaimana jika yang kita alami tidak seperti yang kita harapkan? Bagaimana jika Tuhan menjawab “tidak” untuk doa-doa kita?


Ketika berkhotbah di Bukit, Tuhan Yesus mengajar orang banyak untuk berbahagia. Bukan hanya berbahagia ketika berhasil tetapi juga tetap berbahagia disaat menderita. Pengajaran Yesus untuk berbahagia disaat berdukacita (ay 4), dianiaya oleh karena kebenaran (10), dicela dan difitnah karena Tuhan (11), memberi kepastian bahwa kehidupan kita terjamin di dalam Tuhan. Apapun yang kita alami di dalam Tuhan selalu ada jalan keluar. Berbahagia disaat meraih keberhasilan adalah milik semua orang. Tetapi bisa berbahagia disaat gagal hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki cara pandang seperti Allah, yang mampu melihat bahwa di balik kegagalan pasti ada rancangan Allah yang membawa kebaikan.

Jika firman Tuhan berkata “berbahagialah...” itu berarti Dia menjamin bahwa masa-masa sulit yang kita alami akan berakhir dan berujung pada sesuatu indah. Belajarlah untuk mengucap syukur dan nantikan pertolongan Tuhan. (PN)